Pada
1968 bukunya Iberia, penulis pemenang Pulitzer, James Michener menggambarkan
Camino de Santiago (perjalanan menuju Santiago) sebagai perjalanan terbaik di
Spanyol, dan salah satu yang terbaik kedua atau ketiga di dunia, sambil
menyanjung keindahan lansekap di jalur tersebut.
Sebuah
rute ziarah yang telah turun temurun selama 1.000 tahun, Camino de Santiago,
atau St. James Way, mengalami masa kejayaannya pada abad pertengahan, dengan
kerumunan peziarah menempuh jalan yang berbeda dari seluruh penjuru Eropa. Rute
ziarah berakhir di Santiago de Compostela, di bagian barat laut Spanyol, dimana
legenda menyatakan bahwa di sana merupakan tempat peristirahatan terakhir St.
James, yang dikenal juga dengan sebutan Santo Yakobus, yang merupakan salah
satu dari 12 rasul Yesus.
Camino
de Santiago telah dilalui oleh para penjelajah hebat seperti St. Fransiskus
dari Asisi, El Cid, John Adams (Presiden AS kedua), berbagai kalangan bangsawan
dan Paus Katolik Roma, dan dalam era modern ini terdapat Shirley MacLaine dan
Martin Sheen yang juga telah melalui jalur ziarah tersebut.
Di
era modern ini, Camino de Santiago tidak hanya dilakukan dengan alasan
spiritual, melainkan juga untuk menikmati berbagai pemandangan yang luar biasa
indah dan beragam selama perjalanan.
Pasajes, di sepanjang jalur (camino) del Norte, Pantai Utara Spanyol. (JOSÉ ANTONIO GIL MARTÍNEZ/CC BY 2.0)
Anda dapat menikmati hotspot wisata di Costa Brava atau pusat-pusat perkotaan seperti Barcelona, tergantung pada rute yang Anda ambil. Camino dapat membawa Anda naik dan turun Pegunungan Pyrenees, di sepanjang tebing di atas Laut Cantabria, atau di dataran yang berangin di Castile.
Melakukan perjalanan dengan berjalan kaki atau bersepeda, akan dapat menikmati pemandangan indah yang seolah meresap ke dalam setiap tulang dan sendi, dan terkadang terdapat sebuah perasaan mulia. Papan tanda bertuliskan “No pain, no glory (tanpa mengalami kepahitan, tidak akan ada kemuliaan)!” banyak terdapat di sepanjang Camino. (Channaly Philipp / The Epoch Times / osc)
KIRI: Katedral Santiago de Compostela merupakan bangunan tradisional khas Spanyol yang menandai akhir dari rute perjalanan Camino de Santiago, atau St. James Way. Penulis memulai perjalanannya di St. Jean-Pied-de-Port di Barat Daya Prancis dan berjalan menyusuri sepanjang pantai Samudra Atlantik di Cape Finisterre di barat laut Spanyol. Jika ditotal, perjalanan menempuh lebih dari 800 km. (JOSÉ ANTONIO GIL MARTÍNEZ/CC BY 2.0); KANAN: Jika peziarah maupun wisatawan melanjutkan sedikit perjalanan lagi, akan tiba di Cape Finisterre yang menghadap langsung ke panorama Samudera Atlantik yang menakjubkan. (COURTESY OF TOM BARTON)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar